Fajar Negeri Seribu Bukit


Fajar yang selalu memberi bayangan.
Pada bola mata yang pulang hanya terkadang.
Meski sekedar menghabiskan masa kecil.
Tak pernah sedikitpun rasa peduli itu hilang.
Dari kejauhan, wujud kegigihan dalam memantaskan diri.
Agar kelak dapat membangun negeri ini.
Negeri dimana tersematkan seluruh canda tawa.
Dia memang penuh kekurangan.
Tetapi pemiliknya tak pernah hanya diam.
Selalu ada burung remaja yang terbang kemana saja.
Untuk kembali pada waktunya.
Menempa peradaban yang memprihatinkan.
Menyambung cita-cita leluhur yang pernah berjuang.
Setidaknya akan lahir suatu generasi.
Yang merupakan wujud cita saat ini.
Meski harus menanti, hingga berpuluh-puluh tahun.

Post a Comment

0 Comments