Siapa
yang tak kenal Kopi Gayo? Kopi yang dikenal dengan sebutan arabika tersebut
berasal dari dataran tinggi Gayo. Dimana berkebun kopi merupakan mata
pencaharian pokok penduduk kota dingin ini. Pekerjaan tersebut telah diwariskan
secara turun temurun oleh pendahulu-pendahulu mereka, sehingga merekat sampai
saat ini.
Dataran
tinggi Gayo dipercaya sebagai daerah penghasil kopi terbaik yang sudah sampai
pada tarap internasional. Kopi dari daerah ini memiliki citra rasa yang khas,
sehingga banyak perusahaan atau pembisnis tunggal yang mengambil bahan baku
kopi dari tempat ini. Mengenai jenis-jenis kopi yang ada juga sangat bervariasi,
diantaranya:
a. Bergendal, Varietas Bergendal termasuk varietas
atau kultivar kopi Arabika lokal, tumbuh di ketinggian 1.200 – 1.500 m dpl,
sangat rentan terhadap penyakit Karat Daun (Hemileia vastarix, B. et, Br),
namun mempunyai mutu yang sangat baik.
b. Rambung, Kopi Rambung dicirikan oleh buahnya yang
besar dan panjang, buah dan bijinya paling besar di antara kultivar kopi
arabika yang ada di Dataran Tinggi Gayo, namun jenis ini sudah mulai jarang
dijumpai, karena varietas ini memerlukan tempat yang lebih lebar karena
pertumbuhannya yang begitu pesat.
c. Sidikalang, Varietas ini sangat rentan terhadap
penyakit karat daun, tumbuh di ketinggian 1.200 – 1.500 m dpl. Varietas ini
mempunyai mutu yang sangat baik sehingga sangat disukai oleh konsumen di luar
negeri.
d. Kopi Jember (Lini. S), varietas ini banyak di
tanam pada ketinggian sedang (800 – 1000 m dpl), tahan terhadap penyakit Karat
Daun, rentan terhadap serangan hama bubuk buah kopi (Stephanoderes hampei.
Ferr) dan hama penggerek batang (Zeuzera Coffeae), selain itu varietas ini juga
mempunyai mutu yang kurang baik sehingga sudah mulai ditinggalkan oleh petani.
e. Kopi Tim Tim Arabusta, Varietas ini berasal dari
Timor Timur yang merupakan hasil persilangan alami antara kopi arabika dengan
kopi robusta, mempunyai mutu fisik biji yang sangat bagus namun tidak disukai
oleh konsumen di luar negeri, karena citarasanya masih diturunkan dari kopi
robusta.
f.
Ateng Jaluk
(Catimor Jaluk), Varietas ini oleh masyarakat tani lebih sering menyebut dengan
nama kopi Ateng.
Secara
umum, dalam sebuah perkebunan kopi di daerah ini memiliki berbagai macam jenis
kopi di atas. Para pekebun biasanya menjual kopi yang mereka petik kepada
pembeli-pembeli kecil untuk disalurkan ke pakbrik-pabrik penggiling kopi. Dari
pabrik tersebut kopi akan didistribusikan ke daerah lain sampai dengan manca
negara.
Diakui
atau tidak, kupi gayo telah menjadi aset bagi banyak orang dalam melanjutkan
hidup, bahkan banyak yang mengatakan bahwa “anak daerah Gayo bisa
berpendidikan tinggi dari hasil kopi yang mereka tanam”. Hal ini menunjukan
bahwa selain kopi gayo menghasilkan jenis kopi yang dicari dunia, juga mampu
memberi penghidupan kepada masyarakatnya.
0 Comments